Bila kita perhatikan dengan seksama, ternyata masih banyak umat Buddhis
sendiri yang masih menyebutkan / menuliskan nama Sang Buddha (2 huruf
‘d’ ) dengan Budha (hanya 1 huruf ‘d’). Tentu saja hal ini adalah
penulisan yang salah, karena arti dari masing-masing nama tersebut
adalah berbeda pula.
Budha berbeda dengan Buddha
* BUDHA
Kata Budha memiliki 2 makna yang merujuk kepada:
- Dewa Budha, Dewa planet Merkurius, dewa perniagaan dan pelindung para pedagang dalam kepercayaan Hindu.
- Hari Rabu dalam bahasa Sanskerta dan bahasa Bali serta bahasa Jawa Kuno.
Dalam mitologi Hindu, Budha adalah nama untuk planet Merkurius, putra
Candra (bulan) dengan Tara alias Rohini. Ia juga dewa barang dagangan
dan pelindung para pedagang.
Dalam kitab Purana diceritakan bahwa pada zaman dahulu kala, Candra sang
dewa bulan, bertikai dengan Wrehaspati, guru paradewa. Perselisihan
tersebut disebabkan karena Candra menculik Tara, istri Wrehaspati.
Untuk merebut Tara kembali, Wrehaspati berperang melawan Candra dengan
bantuan laskar para dewa, sedangkan Candra dibantu oleh Sukracarya
dengan laskar raksasa. Peperangan tersebut dikenal sebagai Tarakamaya
Sanggrama. Brahma menengahi perang tersebut sehingga akhirnya perdamaian
pun tercapai. Namun, Candra dan Tara sudah terlanjur memiliki
keturunan, dan diberi nama Budha. Sebagai anak yang lahir dari hubungan
yang tak direstui, Wrehaspati pun enggan mengasuh Budha sebagai putra
tirinya.
Budha jatuh cinta kepada Ila, putri Manu. Mereka akhirnya menikah dan
memiliki putra yang diberi nama Pururawa. Kemudian, Pururawa berputra
Ayu, Ayu berputra Nahusa, Nahusa berputra Yayati, dan Yayati berputra
Puru. Para raja tersebut merupakan para raja Dinasti Candra, karena
mereka adalah keturunan Candra. Setelah beberapa generasi, lahirlah para
Pandawa dan Korawa yang termahsyur dalam wiracarita Mahabharata.
(Kutipan dari: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)
* BUDDHA
Buddha berarti : Ia Yang Sadar, merupakan gelar bagi individu Yang telah mencapai pencerahan sempurna.
Pada era Buddha saat ini, gelar Buddha tersebut merujuk pada Buddha
Gotama (Siddhattha Gotama) yang dianggap sebagai cikal-bakal/pendiri
agama Buddha yang kita kenal saat ini. Beliaulah yang menemukan kembali
Dhamma/Dharma dan mengajarkan temuanNya tersebut (Dhamma) kepada
manusia di bumi dan para dewa di alam Surga. Sehingga Beliau dikenal
juga sebagai Guru para dewa dan manusia.
Agama Buddha dalam pengertian doktrin berarti Ajaran dan Peraturan (
Dhamma dan Vinaya ) dinamakan Buddha-sasana. Karena Dhamma ditemukan
kembali oleh Sang Buddha, maka seluruh Ajaran Sang Buddha dapat
disarikan dalam satu kata saja dan lebih sering disebut Buddha Dhamma
dan di Barat orang-orang memakai istilah Buddhism.
Sang Buddha, yang nama sebenarnya adalah : Siddhattha (Skt.Siddharta)
dan nama keluarganya Gotama (Skt.Gautama) bertempat tinggal di India
Utara di Kapilavatthu pada abad ke 6 S.M.
Ayahnya, Raja Suddhodana, adalah raja kerajaan wangsa Sakya (sekarang
Nepal). Ibunya bernama Maya Devi. Menurut tradisi pada waktu itu, Beliau
dinikahkan pada usia yang sangat muda, yaitu usia 16 tahun dengan
seorang putri yang cantik sekali yang bernama Yasodhara.
Pangeran muda ini hidup dalam sebuah istana yang mewah sekali. Tetapi
pada suatu ketika Pangeran melihat kenyataan bahwa hidup ini sebenarnya
penuh dengan penderitaan dan oleh karena itu Ia mengambil keputusan
untuk mencari suatu cara yang dapat membebaskan manusia dari
penderitaan.
Pada usia 29 tahun, setelah putra tunggalnya Rahula dilahirkan, Sang
Pangeran meninggalkan istananya yang mewah dan menjalankan kehidupan
sebagai seorang petapa.
Selama enam tahun Sang Petapa Gotama berkeliling di hutan-hutan dekat
Sungai Gangga menemui dan berguru kepada Guru-guru Yogi yang termashur
dan menjalani pula cara mereka bersamadhi serta cara-cara lain lagi
untuk menjadi seorang petapa yang sejati. Tetapi semuanya ini tidak
dapat memuaskan hati Sang Petapa Gotama. Oleh karena itu, Ia melepaskan
diri dari semua tata cara agama yang ada pada waktu itu dan ia
melakukan usaha-usaha dengan caranya sendiri.
Pada suatu malam, ketika duduk dibawah pohon Assattha (yang dikemudian
hari dikenal sebagai pohon Bodhi) di tepi Sungai Neranjara di Buddha
Gaya (dekat Gaya di Bihar sekarang), Sang Petapa Gotama pada usia 35
tahun memperoleh Kesadaran Agung dan mencapai tingkat Buddha, yaitu
orang yang mendapatkan Pencerahan Sempurna.
Sesudah itu Sang Buddha Gotama memberikan khotbah-Nya yang pertama
kepada lima orang petapa yang dahulu pernah menjadi teman se-pertapa-an
disebuah taman rusa di Isipatana (Sarnath sekarang) dekat kota Benares.
Semenjak itu untuk 45 tahun lamanya Beliau memberikan khotbah kepada
khalayak ramai dari berbagai macam tingkatan dan asal usul dengan tidak
pernah melakukan perbedaan.
Pada usia 80 tahun Sang Buddha Gotama mangkat (Parinibbana) di kota
Kusinara (sekarang Utar Pradesh). Kini agama Buddha dianut
dinegara-negara Srilangka, Burma, Thailand, Kampuchea, Laos, Vietnam,
Tibet, Tiongkok, Jepang, Mongolia, Korea, Taiwan, Indonesia , beberapa
bagian dari India, Pakistan, Nepal dan juga di Uni Soviet. Pengikut
agama Buddha di seluruh dunia kini ditaksir lebih dari 500 juta orang.
Demikianlah, Semoga pengetahuan ini dapat memberikan manfaat , khususnya
bagi umat se-Dhamma agar dapat lebih jelas mengetahui bahwasanya BUDHA
dengan BUDDHA adalah dua hal yang berbeda sosok maupun maknanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar