Sabtu, 18 Mei 2013

Budha atau Buddha

Bila kita perhatikan dengan seksama, ternyata masih banyak umat Buddhis sendiri yang masih menyebutkan / menuliskan nama Sang Buddha (2 huruf ‘d’ ) dengan Budha (hanya 1 huruf ‘d’). Tentu saja hal ini adalah penulisan yang salah, karena arti dari masing-masing nama tersebut adalah berbeda pula.


Budha berbeda dengan Buddha

* BUDHA

Kata Budha memiliki 2 makna yang merujuk kepada:
- Dewa Budha, Dewa planet Merkurius, dewa perniagaan dan pelindung para pedagang dalam kepercayaan Hindu.

- Hari Rabu dalam bahasa Sanskerta dan bahasa Bali serta bahasa Jawa Kuno.

Dalam mitologi Hindu, Budha adalah nama untuk planet Merkurius, putra Candra (bulan) dengan Tara alias Rohini. Ia juga dewa barang dagangan dan pelindung para pedagang.

Dalam kitab Purana diceritakan bahwa pada zaman dahulu kala, Candra sang dewa bulan, bertikai dengan Wrehaspati, guru paradewa. Perselisihan tersebut disebabkan karena Candra menculik Tara, istri Wrehaspati.

Untuk merebut Tara kembali, Wrehaspati berperang melawan Candra dengan bantuan laskar para dewa, sedangkan Candra dibantu oleh Sukracarya dengan laskar raksasa. Peperangan tersebut dikenal sebagai Tarakamaya Sanggrama. Brahma menengahi perang tersebut sehingga akhirnya perdamaian pun tercapai. Namun, Candra dan Tara sudah terlanjur memiliki keturunan, dan diberi nama Budha. Sebagai anak yang lahir dari hubungan yang tak direstui, Wrehaspati pun enggan mengasuh Budha sebagai putra tirinya.

Budha jatuh cinta kepada Ila, putri Manu. Mereka akhirnya menikah dan memiliki putra yang diberi nama Pururawa. Kemudian, Pururawa berputra Ayu, Ayu berputra Nahusa, Nahusa berputra Yayati, dan Yayati berputra Puru. Para raja tersebut merupakan para raja Dinasti Candra, karena mereka adalah keturunan Candra. Setelah beberapa generasi, lahirlah para Pandawa dan Korawa yang termahsyur dalam wiracarita Mahabharata. (Kutipan dari: Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)


* BUDDHA

Buddha berarti : Ia Yang Sadar, merupakan gelar bagi individu Yang telah mencapai pencerahan sempurna.

Pada era Buddha saat ini, gelar Buddha tersebut merujuk pada Buddha Gotama (Siddhattha Gotama) yang dianggap sebagai cikal-bakal/pendiri agama Buddha yang kita kenal saat ini. Beliaulah yang menemukan kembali Dhamma/Dharma dan mengajarkan temuanNya tersebut (Dhamma) kepada manusia di bumi dan para dewa di alam Surga. Sehingga Beliau dikenal juga sebagai Guru para dewa dan manusia.

Agama Buddha dalam pengertian doktrin berarti Ajaran dan Peraturan ( Dhamma dan Vinaya ) dinamakan Buddha-sasana. Karena Dhamma ditemukan kembali oleh Sang Buddha, maka seluruh Ajaran Sang Buddha dapat disarikan dalam satu kata saja dan lebih sering disebut Buddha Dhamma dan di Barat orang-orang memakai istilah Buddhism.

Sang Buddha, yang nama sebenarnya adalah : Siddhattha (Skt.Siddharta) dan nama keluarganya Gotama (Skt.Gautama) bertempat tinggal di India Utara di Kapilavatthu pada abad ke 6 S.M.

Ayahnya, Raja Suddhodana, adalah raja kerajaan wangsa Sakya (sekarang Nepal). Ibunya bernama Maya Devi. Menurut tradisi pada waktu itu, Beliau dinikahkan pada usia yang sangat muda, yaitu usia 16 tahun dengan seorang putri yang cantik sekali yang bernama Yasodhara.

Pangeran muda ini hidup dalam sebuah istana yang mewah sekali. Tetapi pada suatu ketika Pangeran melihat kenyataan bahwa hidup ini sebenarnya penuh dengan penderitaan dan oleh karena itu Ia mengambil keputusan untuk mencari suatu cara yang dapat membebaskan manusia dari penderitaan.

Pada usia 29 tahun, setelah putra tunggalnya Rahula dilahirkan, Sang Pangeran meninggalkan istananya yang mewah dan menjalankan kehidupan sebagai seorang petapa.

Selama enam tahun Sang Petapa Gotama berkeliling di hutan-hutan dekat Sungai Gangga menemui dan berguru kepada Guru-guru Yogi yang termashur dan menjalani pula cara mereka bersamadhi serta cara-cara lain lagi untuk menjadi seorang petapa yang sejati. Tetapi semuanya ini tidak dapat memuaskan hati Sang Petapa Gotama. Oleh karena itu, Ia melepaskan diri dari semua tata cara agama yang ada pada waktu itu dan ia melakukan usaha-usaha dengan caranya sendiri.

Pada suatu malam, ketika duduk dibawah pohon Assattha (yang dikemudian hari dikenal sebagai pohon Bodhi) di tepi Sungai Neranjara di Buddha Gaya (dekat Gaya di Bihar sekarang), Sang Petapa Gotama pada usia 35 tahun memperoleh Kesadaran Agung dan mencapai tingkat Buddha, yaitu orang yang mendapatkan Pencerahan Sempurna.

Sesudah itu Sang Buddha Gotama memberikan khotbah-Nya yang pertama kepada lima orang petapa yang dahulu pernah menjadi teman se-pertapa-an disebuah taman rusa di Isipatana (Sarnath sekarang) dekat kota Benares. Semenjak itu untuk 45 tahun lamanya Beliau memberikan khotbah kepada khalayak ramai dari berbagai macam tingkatan dan asal usul dengan tidak pernah melakukan perbedaan.

Pada usia 80 tahun Sang Buddha Gotama mangkat (Parinibbana) di kota Kusinara (sekarang Utar Pradesh). Kini agama Buddha dianut dinegara-negara Srilangka, Burma, Thailand, Kampuchea, Laos, Vietnam, Tibet, Tiongkok, Jepang, Mongolia, Korea, Taiwan, Indonesia , beberapa bagian dari India, Pakistan, Nepal dan juga di Uni Soviet. Pengikut agama Buddha di seluruh dunia kini ditaksir lebih dari 500 juta orang.


Demikianlah, Semoga pengetahuan ini dapat memberikan manfaat , khususnya bagi umat se-Dhamma agar dapat lebih jelas mengetahui bahwasanya BUDHA dengan BUDDHA adalah dua hal yang berbeda sosok maupun maknanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar